Sebagai upaya memperkuat kaderisasi dan mendukung moderasi beragama maka Sabtu 09/03/2024 dilaksanakan pelantikan PAC Minahasa Tenggara dan dirangkaikan dengan orientasi kader moderasi beragama degan tema “Komitmen Menjaga Harmoni Sosial”. Rangkaian acara berjalan dengan lancar, Wahyuni Bayahi,S.P.I selaku Ketua PC Fatayat Minahasa Tenggara menyampaikan terimakasihnya kepada seluruh pihak yang mendukung acara tersebut.


Pidato orientasi disampaikan oleh Pimpinan Wilayah Sulawesi Utara di hadapan tamu undangan dan kader Fayatat yang baru dilantik. Beliau menyatakan bahwa terdapat empat indikator moderasi beragama yang sejalan dengan prinsip ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja), yaitu:
Komitmen kebangsaan adalah fondasi utama moderasi beragama. Tawassuth (moderasi) mengajarkan kita untuk menjaga kesetaraan dan persatuan dalam berbangsa, sejalan dengan prinsip Aswaja yang menekankan rahmat dan keadilan bagi seluruh umat.
Indikator kedua, anti kekerasan, mencerminkan Tawazun atau keseimbangan. Rosdalina menyoroti pentingnya menjauhi segala bentuk kekerasan dalam menyampaikan pendapat atau menyelesaikan konflik. “Kita sebagai kader Fatayat NU harus menjadi pelopor perdamaian, membangun dialog yang konstruktif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan,” tegas Rosdalina.
ketiga, konsep Tasamuh atau sikap toleransi adalah kunci untuk menjaga harmoni sosial. Rosdalina mendorong Kader Fatayat NU untuk mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan keyakinan, budaya, dan pandangan. “Kita hidup di tengah masyarakat yang beragam, dan sikap toleransi adalah kunci untuk menciptakan keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama,” ungkap Rosdalina.
Konsep keempat adalah ta’adul atau keadilan , Rosdalina menekankan pentingnya kader Fatayat NU dalam memahami dan menerima tradisi lokal sambil tetap berpegang teguh pada prinsip ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah. “Dengan memadukan nilai-nilai lokal dan prinsip Aswaja, kita dapat berkontribusi secara positif dalam membangun masyarakat yang berkeadilan dan harmonis,” jelasnya.

Beliau menghimbau kader-kader Fatayat harus mendalami dan menerapkan prinsip ajaran Aswaja agar tercipta harmoni sosial di tengah masyarakat.
Acara tersebut tidak hanya menjadi wadah untuk peningkatan pemahaman moderasi beragama, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam membangun kader yang tidak hanya memiliki kecerdasan keagamaan tetapi juga kecerdasan sosial. Semangat moderasi beragama diharapkan akan terus mengakar dalam setiap langkah kader Fatayat NU untuk mewujudkan Indonesia yang damai, berkeadilan, dan berlandaskan nilai-nilai keislaman.
No responses yet